Selasa, 16 Desember 2014

menulis artikel

Menulis artikel itu penting, karena dengan menulis, kemampuan menyampaikan pendapat secara benar akan meningkat, sudut pandang dalam melihat suatu masalah akan meluas, dan ketajaman otak dalam menganalisisis akan menguat. Dalam postingan kali ini, ane ingin sharing salah satu artikel yg ane tulis untuk lomba. Selamat membaca.

Potensi Sumber Daya Geothermal dan Angin untuk Kestabilan dan Kedaulatan Energi Listrik Indonesia
Indonesia adalah negara dengan jumlah penduduk terbanyak keempat di dunia. 230 juta jiwa tinggal di Indonesia, ini belum termasuk warga negara asing yang menetap di Indonesia. Jumlah penduduk yang melimpah ini, berdampak kepada konsumsi energi listrik Indonesia yang tinggi. Sayangnya kebutuhan energi listrik Indonesia saat ini, lebih banyak dipenuhi dengan menggunakan sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui. Sebanyak 62,7 persen sumber energi listrik berasal dari sumber daya tidak terbarukan seperti batubara, gas, dan minyak bumi. Keadaan ini akan berdampak pada ketersediaan energi listrik Indonesia di masa depan, termasuk terhadap kestabilan pasokan listrik, mengingat banyaknya impor Indonesia di bidang minyak dan gas atau migas.
Kondisi ini bisa diatasi dengan memanfaatkan sumber daya alam yang dapat terbarukan dan stabil keberadaannya. Contoh sumber daya alam jenis ini yang masih belum maksimal pemanfaatannya adalah geothermal atau panas bumi dan angin. Kedua sumber daya ini melimpah tetapi tidak memiliki kontribusi maksimal dalam memasok energi listrik di Indonesia. Jika kita membahas satu persatu, bisa dilihat seberapa besar potensi listrik yang bisa didapat dari dua seumber daya ini.
Pertama kita lihat fakta dari geothermal. Menurut Pertamina Geothermal Energy, dari potensi 27 GW ‘hanya’ 1.194 MW yang baru dimanfaatkan atau sekitar 4 persen dari total potensi geothermal Indonesia padahal sekitar 40 persen pasokan energi geothermal dunia ada di Indonesia. Potensi geothermal Indonesia setara dengan 219 Milyar ekuivalen barrel minyak bumi.
Pemanfaatan geothermal tidak akan menyebabkan efek terhadap lingkungan. Ini berbanding terbalik dengan pemanfaatan minyak bumi yang akan merusak lingkungan. Setiap kWh energi listrik yang diproduksi dari energi terbarukan dapat menghindarkan pembebasan 974 gr CO2, 962 mg SO2 dan 700 mg NOx ke udara. Semua hasil penggunaan minyak bumi berdampak terhadap lingkungan hidup. Senyawa CO2 berdampak terhadap pemanasan global, sedangkan SO2 menyebabkan kemampuan fotosintesis tanaman menjadi berkurang. Senyawa NOx sendiri bersifat racun bagi makhluk hidup dan dapat menurunkan pH tanah jika beraksi dengan SO2 dan air. Dengan semua fakta diatas, pengembangan energi terbarukan dan pengurangan penggunaan minyak bumi harus menjadi fokus dalam pengembangan energi listrik Indonesia selanjutnya.
Selain dapat mengurangi kerusakan lingkungan, penggunaan geothermal akan menyebabkan kestabilan kondisi keuangan negara karena harga geothermal yang stabil. Kestabilan harga ini berbeda dengan minyak bumi yang masih bergantung kepada naik turunnya harga dollar. Dengan stabilnya harga geothermal, rencana keuangan pemerintah akan lebih akurat yang secara tidak langsung akan memudahkan dalam merencanakan pengembangan Indonesia di bidang lain seperti pendidikan dan kesejahteraan rakyat.
Jika mengingat target pemerintah yang ingin menambah pasokan listrik sebanyak 5000 MW pertahun dan hanya 400 MW yang berasal dari geothermal, dibutuhkan sebanyak 4600 MW lagi yang berasal dari sumber daya terbarukan jika tidak ingin beban konsumsi migas menjadi semakin besar.
Sumber daya kedua yang belum dimanfaatkan secara maksimal adalah angin. Sebagaimana diketahui, Indonesia merupakan negara kepulauan dengan panjang garis pantai kedua terpanjang di dunia yaitu 99.093 km dengan luas laut sebesar 3.257.483 km2. Keberadaan garis pantai yang panjang ini berkaitan erat dengan jumlah titik hembusan angin yang dapat memutar turbin pembangkit listrik. Dari 160 titik yang berpotensi untuk dijadikan daerah pembangkit listrik, sebanyak 40 titik yang memiliki kecepatan angin diatas 5 meter perdetik. Dengan potensi listrik sebesar 18 GW, penggunaan energi angin akan sangat krusial untuk mengatasi kebutuhan listrik nasional. Dan sama seperti halnya geothermal, sumber daya angin juga memiliki potensi besar dan tidak menghasilkan gas rumah kaca serta memiliki kestabilan harga.
Dua sumber energi diatas bisa menjadi jawaban untuk mengatasi kestabilan dan kedaulatan energi listrik di Indonesia. Jika potensi listrik kedua sumber daya diatas digabung, didapatkan 45 GW listrik yang bisa digunakan oleh Indonesia dan itu belum termasuk segala keuntungan menggunakan kedua sumber daya listrik yang di sebutkan diatas. Tapi persoalan yang masih harus dihadapi oleh Indonesia untuk mengembangkan kedua energi tadi adalah masih kurangnya teknologi dan riset mengenai pengembangan kedua energi diatas. Selain masih tergantungnya Indonesia terhadap penggunaan batubara dalam produksi listrik di Indonesia.

Artikl diatas ditulis dalam tema “Kedaulatan Energi di Indonesia”. Artikel ini adalah artikel kedua yg ane tulis untuk lomba (yg pertama 2 tahun yg lalu, yg juga ane sharing di blog ini). Demikian tulisan ane kali ini, “dalam pengetahuan, lebih penting praktek dibanding teori”. Saya faqih[dot]packman, terimakasih.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar