Senin, 01 Desember 2014

masalah dalam demokrasi

Menurut pandangan ane, rakyat Indonesia sekarang terlalu banyak menyalahkan pemimpin ketika ada masalah dalam bernegara. Padahal pernahkah mereka berpikir bahwa masalah itu timbul karena mereka?

Perlu dipahami bahwa sistem bernegara di Indonesia adalah demokrasi yang mengedepankan keputusan bersama. Dalam demokrasi ini, keputusan bersama yang dimaksud lebih kepada suara terbanyak karena pada dasarnya Indonesia adalah negara yang bhineka tunggal ika. Banyak keinginan dan kepentingan yang berada di dalamnya sehingga untuk menyamakan visi dan misi di setiap kepala rakyat Indonesia bisa dibilang sulit. Efeknya adalah visi mana yang paling banyak didukung oleh rakyat Indonesia itulah yang menjadi visi dan misi Indonesia. Memang, ada visi dan misi yang menjadi tujuan semua orang di Indonesia tapi tetap saja jalan untuk mewujudkannya berbeda2.
Contoh yang paling nyata dan mungkin masih menjadi visi bersama adalah pemberantasan korupsi. Selama ini di Indonesia pemberantasan korupsi dlimpahkan kepada kejaksaan, kepolisian dan KPK. Dalam banyak kepala di Indonesia KPK adalah lembaga paling efektif untuk memberantas korupsi karena namanya sudah sesuai. Tapi ada juga rakyat Indonesia yang lebih mendukung untuk membubarkan KPK dan bergantung kepada dua instansi lain. Karena mayoritas di kepala rakyat Indonesia memilih pilihan pertama, KPK sampai sekarang tetap ada dan tetap memberantas korupsi.
Karena demokrasi Indonesia yang seperti ini, diadakan cara2 yang mengakomodir pelaksanaan demokrasi di Indonesia. Contohnya adalah pilkada dan rapat wakil rakyat. Di saat seperti itulah sebenarnya demokrasi Indonesia sedang berjalan dan di saat itu juga bisa dilihat mana visi dan misi Indonesia yang paling banyak didukung. Imbas dari pengadaan demokrasi yang seperti ini adalah visi dan misi Indonesia yang diusung oleh orang2 minoritas menjadi tidak tertampung.
Jika melihat penjelasan di atas, dapat dilihat jika semua masalah yang ada di Indonesia sebenarnya disebabkan oleh rakyat Indonesia sendiri. Kenapa mayoritas rakyat memilih orang2 dengan visi dan misi yang malah tidak disukai mereka? Kenapa ada rakyat Indonesia yang tidak berdemokrasi, tapi ketika ada masalah, menyalahkan orang lain? Kenapa rakyat Indonesia yang minoritas tidak menyebarkan visi dan misinya sehingga bisa menjadi visi dan misi yang mayoritas?
Solusi yang dapat ane tawarkan adalah ketika berdemokrasi, baik ketika pilkada maupun tidak pilkada, pilih orang2 yang bervisi dan misi yang terbaik dan sebarkan visi dan misi dari orang2 tersebut sehingga menjadi mayoritas.

Demikian sharing pendapat ane kali ini. Jika ingin berdiskusi tentang topik ini, silahkan komentar di bawah. Ini mungkin yang pertama dalam dua bulan terakhir. Semoga ane semakinproduktif dalam mengeluarkan isi kepala. “kebenaran dalam perang adalah kemenangan dan kebenaran dalam demokrasi adalah suara mayoritas”. Saya faqih[dot]packman, terimakasih.

1 komentar:

  1. Yeah, mungkin perlu ada catatan juga bagi pelaku demokrasi yang ingin menjadi mayoritas: pastikan juga bahwa apa yang dia perjuangkan adalah yang benar. Nggak ada yang mau kan, disalahkan karena memperjuangkan sesuatu yang membawa lebih banyak dampak buruk?

    BalasHapus