Kamis, 06 Maret 2014

harga diri yg tersinggung

“setiap orang punya harga diri yg gak bakal dimengerti oleh orang lain”. Mungkin inilah statement yg pengen ane bagi kali ini. Statement yg menurut ane sangat cocok diterapkan ke dalam banyak situasi untuk menilai sesuatu secara wajar. Lansung aja ane bahas.
Awal mula statement ini sih dari pemikiran ane sendiri tentang kejadian yg baru aja terjadi di sekolah ane. Jadi ceritanya, ada kejadian yg sebenarnya hanya kesalah pahaman, tp kejadian ini memicu banyak kontroversi hingga salah seorang kenalan ane menertawakan kontroversinya sambil ngomen. Sebenarnya, perbuatanya biasa aja (khas anak muda lah) tp masalahnya dia menyinggung ‘kenapa kesalah pahaman harus diributin’ padahal klo menurut sudut pandang ane nih, masalah ini udah menyinggung harga diri beberapa orang di sekolah ane. Harga diri seseorang itu, klo dah di ganggu, maka udah pasti orang tersebut akan tersingggung, sama seperti seorang anggota DPR yg beberapa waktu lalu marah2 di sebuah acara televisi. Dia tersinggung dgn kritik dari salah seorang kritikus yg menyinggung instansi tempat dia bekerja. Mungkin bagi beberapa orang kritikus itu hanya menyinggung beberapa oknum, tp bagi si anggota DPR tadi, kritikan tadi telah menyinggung harga dirinya.
Sama halnya dgn tradisi ngacungin jempol di Amerika dgn ngacungin jempol di Indonesia. Di Amerika (ane lupa tempat spesifiknya), ngacungin jempol berarti menghina tp di Indonesia, ngacungin jempol adalah tanda bahwa yg ngacungi jempol kagum dgn yg diacungin. Orang2 Indonesia gak akan ngerti kenapa hanya dgn ngacungin jempol dianggap menghina? Nah klo contoh tadi ane konversi ke dalam persoalan di sekolah ane, maka orang Amerika adalah yg tersinggung, orang Indonesia adalah teman ane yg ngomen, dan jempol adalah hal yg jadi kontroversi. Orang Indonesia hanya geleng2 kepala jika ada orang Amerika marah diacungin jempol.
Dari cerita ane diatas, ane cuman pengen ngasih tau teman ane tadi. Jgn komentari kontroversi tp usahakan untuk menyelesaikannya secara baik2. Klo gak bisa menyelesaikan, mending diam aja supaya gak ada kontroversi yg lebih parah lagi.
Statement paling awal tadi sebenarnya juga bisa digunakan untuk menghentikan kebiasaan buruk kita yaitu suka memperpanjang masalah. Klo ada kontroversi akibat suatu hal, ya pilihannya ada 2, hentikan kontroversi atau diam dan maklumi kontroversi yg terjadi. Karena pada dasarnya, kontroversi yg terjadi adalah akibat komentar dari sesuatu yg tidak enak dihati. Jadi semakin kontroversi itu di komentari, semakin panjang pula kontroversi itu terjadi.
Mungkin segini dulu tulisan ane buat ngejelasin statement yg ane keluarkan. Maaf klo misalnya komentar ane ini, malah semakin memperpanjang kontroversi yg telah terjadi. Terakhir, ada kata dari ane, “terkadang kita harus diam untuk menyelesaikan masalah, dan terkadang kita harus berbicara untuk menyelesaikan masalah, seringan apapun masalahnya”. Saya faqih[dot]packman, terimakasih.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar