“setiap orang
punya harga diri yg gak bakal dimengerti oleh orang lain”. Mungkin inilah
statement yg pengen ane bagi kali ini. Statement yg menurut ane sangat cocok
diterapkan ke dalam banyak situasi untuk menilai sesuatu secara wajar. Lansung aja
ane bahas.
Awal mula
statement ini sih dari pemikiran ane sendiri tentang kejadian yg baru aja
terjadi di sekolah ane. Jadi ceritanya, ada kejadian yg sebenarnya hanya
kesalah pahaman, tp kejadian ini memicu banyak kontroversi hingga salah seorang
kenalan ane menertawakan kontroversinya sambil ngomen. Sebenarnya, perbuatanya
biasa aja (khas anak muda lah) tp masalahnya dia menyinggung ‘kenapa kesalah
pahaman harus diributin’ padahal klo menurut sudut pandang ane nih, masalah ini
udah menyinggung harga diri beberapa orang di sekolah ane. Harga diri seseorang
itu, klo dah di ganggu, maka udah pasti orang tersebut akan tersingggung, sama
seperti seorang anggota DPR yg beberapa waktu lalu marah2 di sebuah acara
televisi. Dia tersinggung dgn kritik dari salah seorang kritikus yg menyinggung
instansi tempat dia bekerja. Mungkin bagi beberapa orang kritikus itu hanya
menyinggung beberapa oknum, tp bagi si anggota DPR tadi, kritikan tadi telah
menyinggung harga dirinya.
Sama halnya dgn
tradisi ngacungin jempol di Amerika dgn ngacungin jempol di Indonesia. Di Amerika
(ane lupa tempat spesifiknya), ngacungin jempol berarti menghina tp di
Indonesia, ngacungin jempol adalah tanda bahwa yg ngacungi jempol kagum dgn yg
diacungin. Orang2 Indonesia gak akan ngerti kenapa hanya dgn ngacungin jempol
dianggap menghina? Nah klo contoh tadi ane konversi ke dalam persoalan di
sekolah ane, maka orang Amerika adalah yg tersinggung, orang Indonesia adalah
teman ane yg ngomen, dan jempol adalah hal yg jadi kontroversi. Orang Indonesia
hanya geleng2 kepala jika ada orang Amerika marah diacungin jempol.
Dari cerita ane
diatas, ane cuman pengen ngasih tau teman ane tadi. Jgn komentari kontroversi
tp usahakan untuk menyelesaikannya secara baik2. Klo gak bisa menyelesaikan,
mending diam aja supaya gak ada kontroversi yg lebih parah lagi.
Statement paling
awal tadi sebenarnya juga bisa digunakan untuk menghentikan kebiasaan buruk
kita yaitu suka memperpanjang masalah. Klo ada kontroversi akibat suatu hal, ya
pilihannya ada 2, hentikan kontroversi atau diam dan maklumi kontroversi yg
terjadi. Karena pada dasarnya, kontroversi yg terjadi adalah akibat komentar
dari sesuatu yg tidak enak dihati. Jadi semakin kontroversi itu di komentari,
semakin panjang pula kontroversi itu terjadi.
Mungkin segini
dulu tulisan ane buat ngejelasin statement yg ane keluarkan. Maaf klo misalnya
komentar ane ini, malah semakin memperpanjang kontroversi yg telah terjadi. Terakhir,
ada kata dari ane, “terkadang kita harus
diam untuk menyelesaikan masalah, dan terkadang kita harus berbicara untuk menyelesaikan
masalah, seringan apapun masalahnya”. Saya faqih[dot]packman, terimakasih.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar