Hari ini hari
pertama kuliah, tanggal 25 Agustus 2014. Banyak hal yg ane rasakan di hari
pertama ini. Bingung, salah tempat parkir, nostalgia zaman SD, bahagia, sedih
dan masih banyak lagi yg lain. Semua itu coba ane rangkum dalam tulisan kali
ini.
Jujur, ini
kondisi baru buat perjalanan hidup ane. Dari dulu ane SD sampai SMA, sekolah
ane paling luas hanya 2000 meter persegi dan klo mau pindah kelas, tinggal
jalan bentar udah sampe, tp sekarang pindah kelas sampe harus naik motor klo
gak pengen ketinggalan kelas. Ditambah jalan yg agak rumit, bikin kebingungan
ane semakin menjadi2. Kondisi jalan yg ribet itu juga yg bikin ane salah tempat
parkir terus. Tempat parkir di UGM dipisah antara karyawan dgn mahasiswa, nah
ane klo parkir pasti di tempat karyawan dulu trus dibentak satpam biar pindah
tempat parkir. Untungnya hari ini bisa terlewati tanpa halangan yg berarti
(alhamdulillah ^^).
Di tempat baru
ini juga, ane bertemu dgn orang dari tanah kelahiran yg ane cintai, Pekanbaru.
Nama dia Fadri, anak Kimia lulusan SMA Plus Pekanbaru. Dia tinggal di
selatannya Arengka, di tempat yg gak ane tau. Ceritanya dia dan ane duduk
sampingan, dan ‘terpaksa’ ane ajak ngobrol dia. Dari awal ane udah tau dia anak
Pekanbaru, tp baru kali itu ane bisa duduk bareng dia. Awalnya sih pengen
basa-basi doang tp entah kenapa, semua kenangan masa kecil ane keluar gak
terbendung. Mungkin ini efek dari enam tahun gak pernah balik ke Pekanbaru.
Kami cerita (atau mungkin hanya ane yg cerita --a) tentang segala hal yg ada di
Pekanbaru yg ane tau, dari daerah Panam sampai ke Alam Mayang. Ane cerita
tentang tempat2 bersejarah buat ane dan baiknya, dia mau dengerin ‘curhat’ ane
(thank a lot bro, nostalgia memang selalu menyenangkan ^^).
Di tempat baru
ini, ‘kutukan’ ane belum berakhir. Kutukan melanjutkan pendidikan sendirian.
Dari ane naik SD sampai kuliah ini, gak ada teman main yg ikut ane barengan.
Walaupun ada diantara teman main ane yg juga daftar di tempat yg sama, tetap
aja ane bakalan lolos sendirian (T.T). Sepi rasanya gak punya teman ngobrol di
awal2 belajar, apalagi klo lagi masalah nungguin sesuatu, secara ane orang yg
sedikit pemalu klo berhubungan dgn hal2 baru ditambah ane masih gampang bgt
bergantung pada orang lain (contohnya orang tua). Untungnya, di hari pertama
kuliah ane ketemu dgn orang yg bisa nyambung klo ngobrol. Tp kenapa ane bisa
melewati semuanya?
Kunci penting
bagi ane untuk melewati hari itu adalah keberanian. Berhubung ini adalah pertama
kalinya ane ngurus masalah jam pelajaran, so pasti banyak kebingungan yg ane dapet.
Coba pas hari pertama itu ane gak berani untuk bertanya, udah pasti masalah KRS
ini gak bakalan selesai karena klo malu bertanya, bisa dipastikan dia akan
kebingungan terus sampai selesai kuliah. Dari peristiwa di hari pertama ini,
saya ingin mengambil kesimpulan. Seorang mahasiswa itu harus memiliki kemampuan
bertanya dan kemandirian.
Mahasiswa harus
pro aktif dalam bertanya, baik itu bertanya ke satpam maupun ke mahasiswa yg
lain. Karena pertanyaan adalah sebatang korek untuk menyalakan sebatang lilin
pengetahuan. Memang sih, untuk menyalakan lilin tidak hanya dgn korek, bisa dgn
kompor. Tp dgn koreklah lilin itu bisa menyala lebih cepat. Yg kedua adalah
kemandirian yg berhubungan langsung dgn keberanian. Karena dgn keberanian,
kemandirian lebih mudah diperoleh. Kemandirian harus dimiliki oleh setiap
mahasiswa karena sistem perkuliahan sangat menuntut mahasiswa untuk mandiri,
tidak lagi menggantungkan semuanya pada guru. Jika dulu di SMA, guru yg mencari
murid, di kuliah, muridlah yg harus mencari guru.
Dua hal diatas
sangat berkaitan karena dgn berani untuk bertanya, pengetahuan akan mudah
didapat dan dgn pengetahuan itu kemandrian bisa diperoleh. Demikian cerita ane
di hari pertama kuliah. Terakhir ane ingin ngasih satu quote yg menurut ane
cocok untuk sharing ane kali ini. “berlari
harus dimulai dari langkah pertama”. Saya faqih[dot]packman, terimakasih.
"Langkah pertama selalu paling sulit." Itu kata-kata kakak gue waktu gue baru mau mulai les di bimbel. Di tempat les itu, gue juga nggak punya siapa-siapa. Padahal sejak TK, selalu ada kakak gue yang menemani dan membimbing gue. Tapi nggak di tempat les. Apalagi gue ini tipenya sulit bersosialisasi dan beradaptasi. Kalau gue merasa nggak diterima, gue biarkan aja, walau dalam hati gue sebenernya pengen nyari temen. Itu kekurangan gue. Ha, malah curhat.
BalasHapusKalau buat gue, hal yang paling menentukan keberanian gue adalah kemampuan gue untuk mengubah pola pikir gue. Pertama, gue harus yakin kalau orang-orang baru itu bukan orang jahat. Kedua, gue harus sadar kalau gue akan bersama dengan mereka sampai kita "lulus" dari bimbel. Ketiga, gue harus percaya kalau mereka nggak bener-bener peduli dengan gue. Hal ketiga ini, walau terdengar aneh, tapi penting buat gue. Karena gue adalah tipe orang yang sulit mengacuhkan omongan orang. Kalau ketiganya terpenuhi, walaupun awalnya masih berpikir berkali-kali, keberanian untuk mulai beraksi akan muncul sedikit demi sedikit.
Ups, maaf, malah jadi satu postingan pendek blog sendiri. Sharing aja nggak papa, ya? :D
mantap dah.. saling berbagi penderitaan :p
BalasHapus