Pengalaman
pertama memang selalu berkesan, baik itu pengalaman2 yg buruk maupun
pengalaman2 yg baik. Nah, kali ini ane pengen sharing pengalaman pertama ane
touring dengan tujuan Pantai Pok Tunggal dan Goa Pindul di Jogja.
Ane pertama
kali dengar rencana ini dari teman satu halaqoh. Kata dia, ada halaqoh lain yg
mau ngadain touring dan kebetulan teman2 halaqoh ane tertarik untuk ikutan
jadinya touring kali ini diikuti dua halaqoh dengan jumlah anggota 18 orang.
Karena jumlah yg ikut lumayan banyak, masalah lain muncul, yaitu kurangnya
transportasi yg akan mengangkut kami ke Jogja. Dimulailah rencana pengadaan
transportasi, mulai dari minjem motor sampe tukeran motor. Semua dilakukan
untuk bisa touring ke Jogja. Setelah negosiasi yg panjang, akhirnya masalah yg
kedua selesai. Karena kedua masalah awal udah selesai, saatnya touring!
Touring dimulai
jam setengah sebelas malam, dimulai dari sekolah ane. Kami pertama berkendara
ke arah Jogja dengan tujuan Prambanan sebagai pos satu, tp karena hujan deras
yg menerpa, terpaksa kami berhenti di SPBU daerah Klaten. Sambil menunggu hujan
reda kami menyempatkan diri untuk nonton el
clasico antara Barca versus Madrid. Kami nonton sampai pertengahan babak
kedua karena kami harus melanjutkan perjalanan walaupun hujan masih belum reda.
Perjalanan dilanjutkan jam setengah satu. Setelah beberapa waktu (ane lupa
berapa lama di perjalanan), akhirnya kami sampai di pos pertama yaitu
Prambanan.
Dari Prambanan
kami belok kiri ke selatan menuju arah laut dengan tujuan Pantai Pok Tunggal.
Dalam perjalanan menuju pantai, kami mendapatkan sedikit masalah, ban motor
teman ane mengalami kebocoran sehingga harus ditambal terlebih dulu padahal
ketika itu, waktu menunjukkan jam setengah dua malam. Akhirnya kami memutuskan
untuk berhenti dan menunggu mobil yg akan mengangkut motor temen ane ke tambal
ban. Kebocoran ini mungkin disebabkan temen ane itu gak patuh dengan perjanjian
yg dibuat diawal, yaitu gak boleh melewati pemimpin rombongan karena yg
memegang navigasi adalah pemimpin rombongan. Setelah menunggu selama tiga puluh
menit (ane nunggunya dengan tidur sejenak di pinggir jalan), akhirnya ada
sebuah mobil pickup yg datang dan kami pun meminta untuk diantarkan ke tempat
tambal ban. Setelah melewati prosesi penambalan yg cukup memakan waktu, kami
melanjutkan perjalanan yg tadi tertunda selama dua jam. Tujuan selanjutnya
adalah masjid di dekat Pantai Pok Tunggal karena waktu sudah mau subuh.
Di Masjid, kami
sholat dan beristirahat sampai jam lima pagi. Setelah jam lima, kami
melanjutkan perjalanan ke pantai yg sudah di depan mata. Jalan ke arah pantai
berupa aspal dan tanah padat tapi sangat gak rata dengan kontur jalan naik
turun sehingga kami harus ekstra hati2, untungnya gak ada masalah dalam
melewati jalan ini. Sedikit info, Pantai Pok Tunggal adalah pantai yg terletak
bersebelahan dengan Pantai Indrayanti di bagian barat jadi klo mau ke Pantai
Pok Tunggal, silahkan melewati Pantai Indrayanti klo datang dari arah barat.
Pantai ini memiliki kontur datar dengan sedikit bagian menjorok ke laut, jadi
cocok buat main bola dan juga berkemah. Sesampainya di pantai, kami langsung
ganti baju kemudian kami berkumpul sebentar untuk pengarahan. Setelah
pengarahan selesai, kami langsung main bola di pantai. Mainnya sembilan lawan
sembilan dengan kedudukan akhir tiga sama. Pengalaman main bola di pantai ini
juga merupakan pengalaman pertama ane main di pasir dan ternyata lebih capek
dari yg ane bayangkan. Lari sedikit aja langsung capek apalagi waktu itu belum
sarapan, jadinya malah lebih capek lagi. Setelah main bola, kami sarapan di
pantai, duduk beralaskan pasir pantai yg putih. Setelah sarapan kami pun
melanjutkan perjalanan ke destinasi selanjutnya, yaitu Goa Pindul.
Perjalanan ke
Goa Pindul memakan waktu sekitar sejam dari Pantai Pok Tunggal. Disana terdapat
wahana wisata alam menjelajahi gua dengan ban karet karena semua bagian gua
terendam air dengan kedalaman lima sampai dua belas meter. Untuk menikmati
wahana tadi, kami harus membayar tiga puluh ribu per orangnya. Jalan menuju Goa
Pindul sangat bagus walaupun berkontur naik turun dan berbelok2. Sesampainya di
Goa Pindul, kami pun memesan perjalanan untuk 18 orang. Sebelum masuk ke gua,
kami dibekali sebuah karet dalam ban truk yg sudah diberi tali dan sebuah rompi
pelampung. Wisata di Goa Pindul dimulai dari bagian yg mirip laguna dan ditarik
masuk gua oleh dua orang pemandu. Kami ditarik karena sungai dalam Goa Pindul
tidak berarus sehingga jika mau bergerak harus didorong atau ditarik. Seperti
perjalanan outing class, perjalanan ke dalam Goa Pindul juga dijejali oleh
pengetahuan tentang Goa Pindul, mulai dari penghuni gua sampai jenis2 stalaktit
yg ada didalam gua. Perjalanan menyusuri gua berlangsung sekitar 30 menit
karena pada akhir perjalanan ada daerah yg diterangi cahaya matahari yg diperbolehkan
untuk turun dari ban dan bermain. Tempat diperbolehkannya bermain ini disebut
Gua Vertikal. Disini kami mulai bermain loncat-langsung-ke-sungai, benar2 seru
main disini. Di Gua Vertikal juga, ane merasakan kemampuan dari rompi
pelampung. Dari dulu sampai saat ane di Gua Vertikal, ane selalu meragukan
kemampuan rompi pelampung untuk mengapungkan tubuh ane karena dari bentuknya,
ane udah gak yakin dari kemampuannya (sekali lagi pepatah “don’t judge the book
by its cover” berlaku, dan ane mengalaminya langsung ^^). Di Gua Vertikal ini
kami bermain selama 30 menit. Setelah dari Gua Vertikal, kami pun keluar Goa
Pindul dan ganti baju untuk kembali melanjutkan perjalanan.
Untuk
perjalanan pulang, kami lewat jalan kampung yg sedikit rusak dan sempit. Di perjalanan
pulang ini ada cerita yg menarik. Pas lagi naik motor, hampir semua yg ikut
touring itu tidur, bukan ngantuk tp tidur, termasuk yg ngendarai motor.
Untungnya gak ada yg kecelakaan, soalnya jalan kampung yg kami lewati termasuk
sepi dari kendaraan. Di daerah Cawas, kami istirahat untuk sholat Dzuhur.
Karena kami berdelapan belas dan yg digunain buat sholat adalah mushola kecil
SPBU, kami pun harus sholat dgn sedikit berdesak-desakan. Selesai sholat, kami
melanjutkan perjalanan walaupun mata udah berat (seharusnya gak lanjut jalan,
tp istirahat bentar). Kami dari Cawas langsung ke Jalan Solo-Jogja dan kembali ke sekolah tanpa ada satupun yg
kecelakaan (Alhamdulilah). Sampai di sekolah pas bgt dgn dimulainya badai jadi
ane terpaksa harus istirahat di sekolah.
Segitu dulu
cerita dari ane tentang perjalanan touring pertama ane. Salah satu perjalanan
yg palng seru yg pernah ane rasain. Sekarang ane masuk ke tips buat yg pengen
touring.
1.
Persiapkan fisik dan mental
Kondisi fisik
pasti harus prima karena kita bakalan ngegunain banyak konsentrasi selama
perjalanan. Kondisi fisik juga harus didukung oleh kondisi mental yg bagus
karena dalam perjalanan kemungkinan akan ada masalah. Jadi klo masalah datang,
kita gak terburu2 dalam mengambil langkah.
2.
Persiapkan bekal
Klo yg ini
saran ane sih bawa kopi yg banyak, soalnya klo ntar konsentrasi berkurang
karena ngantuk, tinggal minum kopi biar melek. Yg gak ane saranin minuman
doping semacam Proman, Kratingdeng, Hemaviton, dan yg sejenisnya. Ane gak
bilang supaya jgn minum minuman doping, karena klo kondisi ginjal kalian kuat
buat minum yg tadi, ya gak masalah tp klo gak kuat, mending minum kopi aja.
3.
Pastikan tujuan dan cari informasi terkait
Ini supaya kita
gak bingung dalam menentukan langkah, karena kebingungan juga penyebab
hilangnya konsentrasi yg dapat mengakibatkan munculnya masalah.
4.
Siapkan budget yg cukup
Budget paling
minimal adalah buat makan dan bensin. Makan supaya gak kelaparan di jalan dan
bensin supaya kita balik gak sambil nyorong2 motor ^^.
5.
Istirahat yg cukup
Ini penting
supaya capek hilang dan masalah jadi bisa diminimalisir. Istirahat dilakukan
klo ada salah satu anggota yg capek karena anggota yg capek itu bisa saja
menggangu konsentrasi anggota yg gak capek. Jadi klo capek, langsung aja cari
tempat istirahat.
6.
Jgn berpikir untuk cepat sampai
Berpikir untuk
cepat sampai menyebabkan kita jadi gak fokus dgn yg ada di depan. Ini bisa
menyebabkan masalah juga lho. Mending perjalanannya dibuat santai karena
touring itu serunya di perjalanannya (menurut ane). Berkendara dgn kecepatan
rendah juga meminimalisir kemungkinan untuk terpisah dari rombongan, jadi
tetaplah berpikir untuk berjalan selangkah demi selangkah.
7.
Doa
Ini sangat ane
tekankan untuk dilakukan. Karena masalah itu gak datang dari satu sisi, tp juga
dari sisi yg lain. Untuk menghilangkan faktor masalah dari sisi yg lain itu dgn
cara bedoa.
Demikian cerita
dan tips ane tentang touring. Terakhir “ketika
kamu melakukan touring, akan terasa bagaimana kekompakan itu perlu untuk
menggapai tujuan”. Saya faqih[dot]packman, terimakasih.
Cerita touringnya mantap gan. Joss lagi kalau pake foto-foto gan.
BalasHapus