Kamis, 31 Oktober 2013

touring ke jogja

Pengalaman pertama memang selalu berkesan, baik itu pengalaman2 yg buruk maupun pengalaman2 yg baik. Nah, kali ini ane pengen sharing pengalaman pertama ane touring dengan tujuan Pantai Pok Tunggal dan Goa Pindul di Jogja.

Ane pertama kali dengar rencana ini dari teman satu halaqoh. Kata dia, ada halaqoh lain yg mau ngadain touring dan kebetulan teman2 halaqoh ane tertarik untuk ikutan jadinya touring kali ini diikuti dua halaqoh dengan jumlah anggota 18 orang. Karena jumlah yg ikut lumayan banyak, masalah lain muncul, yaitu kurangnya transportasi yg akan mengangkut kami ke Jogja. Dimulailah rencana pengadaan transportasi, mulai dari minjem motor sampe tukeran motor. Semua dilakukan untuk bisa touring ke Jogja. Setelah negosiasi yg panjang, akhirnya masalah yg kedua selesai. Karena kedua masalah awal udah selesai, saatnya touring!
Touring dimulai jam setengah sebelas malam, dimulai dari sekolah ane. Kami pertama berkendara ke arah Jogja dengan tujuan Prambanan sebagai pos satu, tp karena hujan deras yg menerpa, terpaksa kami berhenti di SPBU daerah Klaten. Sambil menunggu hujan reda kami menyempatkan diri untuk nonton el clasico antara Barca versus Madrid. Kami nonton sampai pertengahan babak kedua karena kami harus melanjutkan perjalanan walaupun hujan masih belum reda. Perjalanan dilanjutkan jam setengah satu. Setelah beberapa waktu (ane lupa berapa lama di perjalanan), akhirnya kami sampai di pos pertama yaitu Prambanan.
Dari Prambanan kami belok kiri ke selatan menuju arah laut dengan tujuan Pantai Pok Tunggal. Dalam perjalanan menuju pantai, kami mendapatkan sedikit masalah, ban motor teman ane mengalami kebocoran sehingga harus ditambal terlebih dulu padahal ketika itu, waktu menunjukkan jam setengah dua malam. Akhirnya kami memutuskan untuk berhenti dan menunggu mobil yg akan mengangkut motor temen ane ke tambal ban. Kebocoran ini mungkin disebabkan temen ane itu gak patuh dengan perjanjian yg dibuat diawal, yaitu gak boleh melewati pemimpin rombongan karena yg memegang navigasi adalah pemimpin rombongan. Setelah menunggu selama tiga puluh menit (ane nunggunya dengan tidur sejenak di pinggir jalan), akhirnya ada sebuah mobil pickup yg datang dan kami pun meminta untuk diantarkan ke tempat tambal ban. Setelah melewati prosesi penambalan yg cukup memakan waktu, kami melanjutkan perjalanan yg tadi tertunda selama dua jam. Tujuan selanjutnya adalah masjid di dekat Pantai Pok Tunggal karena waktu sudah mau subuh.
Di Masjid, kami sholat dan beristirahat sampai jam lima pagi. Setelah jam lima, kami melanjutkan perjalanan ke pantai yg sudah di depan mata. Jalan ke arah pantai berupa aspal dan tanah padat tapi sangat gak rata dengan kontur jalan naik turun sehingga kami harus ekstra hati2, untungnya gak ada masalah dalam melewati jalan ini. Sedikit info, Pantai Pok Tunggal adalah pantai yg terletak bersebelahan dengan Pantai Indrayanti di bagian barat jadi klo mau ke Pantai Pok Tunggal, silahkan melewati Pantai Indrayanti klo datang dari arah barat. Pantai ini memiliki kontur datar dengan sedikit bagian menjorok ke laut, jadi cocok buat main bola dan juga berkemah. Sesampainya di pantai, kami langsung ganti baju kemudian kami berkumpul sebentar untuk pengarahan. Setelah pengarahan selesai, kami langsung main bola di pantai. Mainnya sembilan lawan sembilan dengan kedudukan akhir tiga sama. Pengalaman main bola di pantai ini juga merupakan pengalaman pertama ane main di pasir dan ternyata lebih capek dari yg ane bayangkan. Lari sedikit aja langsung capek apalagi waktu itu belum sarapan, jadinya malah lebih capek lagi. Setelah main bola, kami sarapan di pantai, duduk beralaskan pasir pantai yg putih. Setelah sarapan kami pun melanjutkan perjalanan ke destinasi selanjutnya, yaitu Goa Pindul.
Perjalanan ke Goa Pindul memakan waktu sekitar sejam dari Pantai Pok Tunggal. Disana terdapat wahana wisata alam menjelajahi gua dengan ban karet karena semua bagian gua terendam air dengan kedalaman lima sampai dua belas meter. Untuk menikmati wahana tadi, kami harus membayar tiga puluh ribu per orangnya. Jalan menuju Goa Pindul sangat bagus walaupun berkontur naik turun dan berbelok2. Sesampainya di Goa Pindul, kami pun memesan perjalanan untuk 18 orang. Sebelum masuk ke gua, kami dibekali sebuah karet dalam ban truk yg sudah diberi tali dan sebuah rompi pelampung. Wisata di Goa Pindul dimulai dari bagian yg mirip laguna dan ditarik masuk gua oleh dua orang pemandu. Kami ditarik karena sungai dalam Goa Pindul tidak berarus sehingga jika mau bergerak harus didorong atau ditarik. Seperti perjalanan outing class, perjalanan ke dalam Goa Pindul juga dijejali oleh pengetahuan tentang Goa Pindul, mulai dari penghuni gua sampai jenis2 stalaktit yg ada didalam gua. Perjalanan menyusuri gua berlangsung sekitar 30 menit karena pada akhir perjalanan ada daerah yg diterangi cahaya matahari yg diperbolehkan untuk turun dari ban dan bermain. Tempat diperbolehkannya bermain ini disebut Gua Vertikal. Disini kami mulai bermain loncat-langsung-ke-sungai, benar2 seru main disini. Di Gua Vertikal juga, ane merasakan kemampuan dari rompi pelampung. Dari dulu sampai saat ane di Gua Vertikal, ane selalu meragukan kemampuan rompi pelampung untuk mengapungkan tubuh ane karena dari bentuknya, ane udah gak yakin dari kemampuannya (sekali lagi pepatah “don’t judge the book by its cover” berlaku, dan ane mengalaminya langsung ^^). Di Gua Vertikal ini kami bermain selama 30 menit. Setelah dari Gua Vertikal, kami pun keluar Goa Pindul dan ganti baju untuk kembali melanjutkan perjalanan.
Untuk perjalanan pulang, kami lewat jalan kampung yg sedikit rusak dan sempit. Di perjalanan pulang ini ada cerita yg menarik. Pas lagi naik motor, hampir semua yg ikut touring itu tidur, bukan ngantuk tp tidur, termasuk yg ngendarai motor. Untungnya gak ada yg kecelakaan, soalnya jalan kampung yg kami lewati termasuk sepi dari kendaraan. Di daerah Cawas, kami istirahat untuk sholat Dzuhur. Karena kami berdelapan belas dan yg digunain buat sholat adalah mushola kecil SPBU, kami pun harus sholat dgn sedikit berdesak-desakan. Selesai sholat, kami melanjutkan perjalanan walaupun mata udah berat (seharusnya gak lanjut jalan, tp istirahat bentar). Kami dari Cawas langsung ke Jalan Solo-Jogja  dan kembali ke sekolah tanpa ada satupun yg kecelakaan (Alhamdulilah). Sampai di sekolah pas bgt dgn dimulainya badai jadi ane terpaksa harus istirahat di sekolah.
Segitu dulu cerita dari ane tentang perjalanan touring pertama ane. Salah satu perjalanan yg palng seru yg pernah ane rasain. Sekarang ane masuk ke tips buat yg pengen touring.
1.       Persiapkan fisik dan mental
Kondisi fisik pasti harus prima karena kita bakalan ngegunain banyak konsentrasi selama perjalanan. Kondisi fisik juga harus didukung oleh kondisi mental yg bagus karena dalam perjalanan kemungkinan akan ada masalah. Jadi klo masalah datang, kita gak terburu2 dalam mengambil langkah.
2.       Persiapkan bekal
Klo yg ini saran ane sih bawa kopi yg banyak, soalnya klo ntar konsentrasi berkurang karena ngantuk, tinggal minum kopi biar melek. Yg gak ane saranin minuman doping semacam Proman, Kratingdeng, Hemaviton, dan yg sejenisnya. Ane gak bilang supaya jgn minum minuman doping, karena klo kondisi ginjal kalian kuat buat minum yg tadi, ya gak masalah tp klo gak kuat, mending minum kopi aja.
3.       Pastikan tujuan dan cari informasi terkait
Ini supaya kita gak bingung dalam menentukan langkah, karena kebingungan juga penyebab hilangnya konsentrasi yg dapat mengakibatkan munculnya masalah.
4.       Siapkan budget yg cukup
Budget paling minimal adalah buat makan dan bensin. Makan supaya gak kelaparan di jalan dan bensin supaya kita balik gak sambil nyorong2 motor ^^.
5.       Istirahat yg cukup
Ini penting supaya capek hilang dan masalah jadi bisa diminimalisir. Istirahat dilakukan klo ada salah satu anggota yg capek karena anggota yg capek itu bisa saja menggangu konsentrasi anggota yg gak capek. Jadi klo capek, langsung aja cari tempat istirahat.
6.       Jgn berpikir untuk cepat sampai
Berpikir untuk cepat sampai menyebabkan kita jadi gak fokus dgn yg ada di depan. Ini bisa menyebabkan masalah juga lho. Mending perjalanannya dibuat santai karena touring itu serunya di perjalanannya (menurut ane). Berkendara dgn kecepatan rendah juga meminimalisir kemungkinan untuk terpisah dari rombongan, jadi tetaplah berpikir untuk berjalan selangkah demi selangkah.
7.       Doa
Ini sangat ane tekankan untuk dilakukan. Karena masalah itu gak datang dari satu sisi, tp juga dari sisi yg lain. Untuk menghilangkan faktor masalah dari sisi yg lain itu dgn cara bedoa.
Demikian cerita dan tips ane tentang touring. Terakhir “ketika kamu melakukan touring, akan terasa bagaimana kekompakan itu perlu untuk menggapai tujuan”. Saya faqih[dot]packman, terimakasih.

1 komentar: